Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Portal Kristen |
Evangelikalisme adalah istilah yang biasanya merujuk kepada praktik-praktik serta tradisionalisme keagamaan yang terdapat dalam agama Protestan konservatif. Evangelikalisme dicirikan oleh penekanan pada penginjilan, pengalaman pertobatan secara pribadi, iman yang berorientasi pada Alkitab dan keyakinan tentang relevansi iman Kristen pada masalah-masalah kebudayaan. Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Gereja-gereja, orang-orang, dan gerakan-gerakan sosial Protestan telah sering dicap evangelikal yang dibedakan dari Kristen liberal.
Pada tahun 2016, diperkirakan ada 619 juta orang evangelikal di seluruh dunia, berarti satu diantara 4 orang Kristiani merupakan penganut evangelikal. Amerika Serikat merupakan negara dengan proporsi evangelikal terbanyak di dunia, dan merupakan grup agama yang terbesar di Amerika Serikat. Evangelikal melintasi denominasi gereja, karena paham evangelikal terdapat di hampir semua denominasi gereja, antara lain gereja Reformed, gereja Metodis, gereja Lutheran, gereja Moravian, gereja Pentakosta, gereja Baptis, serta gereja karismatik.
Istilah 'evangelikal', dalam pengertian leksikal, tetapi juga yang lebih jarang digunakan, merujuk kepada apapun juga yang tersirat dalam keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani untuk 'Injil' atau 'kabar baik': ευαγγελιον evangelion, dari eu- "baik" dan angelion "kabar" atau "berita". Dalam pengertiannya yang paling sempit, menjadi evangelikal berarti menjadi Kristen, artinya, didasarkan pada, dan dimotivasikan oleh, serta bertindak sesuai dengan, penyebaran pesan kabar baik atau kabar Injil dari Perjanjian Baru.
Di Eropa daratan, kata yang sama dalam bahasa Inggris “Evangelical”, yang biasanya diterjemahkan menjadi “Injili” dalam bahasa Indonesia, biasanya diartikan sebagai Protestan atau bahkan Lutheran seperti yang biasa digunakan dalam terjemahannya ke dalam bahasa Jerman "evangelisch". Di Jerman, kelompok Protestan yang dikenal sebagai Lutheran di AS dan di berbagai tempat lainnya di seluruh dunia, secara eksklusif disebut sebagai Evangelische atau Injili, yang tergolong ke dalam Gereja Injili di Jerman.
Empat aspek penting dalam ajaran evangelikal adalah perlunya untuk dilahirkan kembali dan perlunya pertobatan dari dosa, penggunaan Alkitab sebagai satu-satunya penuntun dalam kehidupan Kristen dan Alkitab tidak akan pernah salah, pentingnya kematian dan kebangkitan Kristus, serta perlunya peran orang percaya untuk melakukan penginjilan maupun aksi-aksi sosial lainnya dalam rangka memberitakan Injil. Kaum Evangelikal percaya dengan paham gereja orang kudus, dimana jemaat yang bisa menjadi anggota ialah jemaat yang sudah percaya akan Kristus dan sudah menunjukkan iman mereka. Beberapa gereja percaya bahwa baptisan hanya untuk orang percaya. Beberapa gereja Evangelikal juga memperbolehkan perempuan untuk melayani di gereja.
Kebaktian Minggu bagi kaum Evangelikal diselenggarakan di gereja. Desain dari gereja biasanya sederhana. Ornamen biasanya hanya merupakan salib Latin. Banyak kebaktian gereja dilakukan dengan menyewa gedung maupun bioskop pada hari Minggu. Tidak ada ornamen agama seperti patung maupun lukisan. Di banyak tempat dimana gereja ditekan, gereja Evangelikal terpaksa beribadah dengan sembunyi-sembunyi di rumah-rumah.
Penganut Evangelikal menekankan untuk melarang berhubungan seksual sebelum menikah. Sebagian besar dari gereja Evangelikal menolak aborsi dan membantu badan-badan sosial yang memberi bantuan kepada ibu. Evangelikal menganggap bahwa masturbasi adalah suatu dosa. Banyak gereja Evangelikal hanya fokus kepada melarang aktivitas seksual sebelum menikah, dan kurang memberi tuntunan kepada aktivitas seksual dalam pernikahan, meskipun banyak gereja Evangelikal di Amerika Serikat dan Swiss yang terang-terang menyatakan bahwa hubungan seksual yang memuaskan dengan pasangan dalam pernikahan yang kudus adalah pemberian dari Tuhan dan merupakan komponen yang penting dalam pernikahan Kristiani.
Gerakan Injil masuk ke Indonesia pada tahun 1950-an, baik secara langsung dari Amerika Serikat maupun dari Eropa, dengan didirikannya sekolah-sekolah teologi pada masa itu, antara lain: Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT, berdiri tahun 1952) dan Institut Injili Indonesia (I-3, berdiri tahun 1959). Gerakan Injili di Indonesia juga disuburkan oleh kaum Injili di Jerman yang memberikan dukungan terhadap Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil di Indonesia (YPPII), dan oleh kaum Injili di Inggris melalui Overseas Missionary Fellowship (OMF) yang mengirimkan para misonari mereka untuk melayani di beberapa gereja dan lembaga Kristen di Indonesia. Sedangkan penyebaran di kalangan mahasiswa dilakukan melalui Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia yang merupakan kepanjangan tangan dari Campus Crusades for Christ.
This powerful spiritual awakening resulted in an amazing worldwide upsurge that firmly planted evangelical Christianity in the Caribbean, and the Moravian Church as an important element in West Indian life. Next came the Methodist...
At its most basic level, evangelical Christianity is characterized by a belief in the literal truth of the Bible, a “personal relationship with Jesus Christ,” the importance of encouraging others to be “born again” in Jesus and a lively worship culture. This characterization is true regardless the size of the church, what the people sitting in the pews look like or how they express their beliefs.
...evangelical Christianity, which united by a common authority (the Bible), shared experience (new birth/conversion), and commitment to the same sense of duty (obedience to Christ through evangelism and benevolence).
What does it mean to be evangelical? The simple answer is that evangelical Christianity is the religion of the born again.
Writing to Arthur Bedford on 4th August 1738, Wesley says: 'That assurance of which alone I speak, I should not choose to call an assurance of salvation, but rather (with the Scriptures) the assurance of faith. . . . I think the Scriptural words are ...
.